Berdasarkan jurnal yang saya dapatkan https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/unesa-journal-of-chemistry/article/view/12352 Pada umumnya penelitian-penelitan yang telah lalu tidak mengoptimasi proses reduksi yang terjadi. Hanya mengidentifikasi suatu senyawa serta mereduksi dengan senyawa lain dan metode spektrofotometri UV-Vis. Padahal optimasi proses reduksi tersebut berperan penting dalam pembentukan senyawa azo yang berwarna. Mengapa banyak penelitian tidak mengoptimasi proses reduksi yang terjadi? Apakah tidak papa penelitian tidak mengoptimasi proses reduksi?
Hal ini terjadi karena zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif,
dan hanya dilakukan pengembangan
metode analisis kloramfenikol secara
spektrofotometri UV-Vis dengan prinsip reaksi diazotasi, dimana gugus nitro pada kloramfenikol akan direduksi menggunakan Zn dan asam
menjadi gugus amina primer. Gugus amina
primer inilah yang kemudian melewati reaksi
diazotasi.
Penyaji bilang kalo senyawa azo alifatik seperti dimetildiazin itu tidak stabil jadi hanya beberapa senyawa azo alifatik saja yg dapat dgunakan sebagai inisiator radikal. Pada sumber yang saya baca: https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/109741/mod_resource/content/1/Radikal%20bebas.pdf Disebutkan kalo suatu senyawa inisiator radikal bebas adalah senyawa yang labil secara termal, sehingga dapat terurai menjadi radikal bebas melalui pemanasan sedang atau fotolisis. Pertanyaannya, lalu bagaimana cara azo alifatik yg tidak stabil ini dapat digunakan sebagai inisiator radikal?
Senyawa azo alifatik (R dan/atau R′ = alifatik) kurang umum ditemui daripada senyawa aril azo. Senyawa alkil azo yang sangat penting secara komersial adalah azobisisobutironitril (AIBN), yang digunakan secara luas sebagai inisiator polimerisasi radikal bebas dan berbagai reaksi yang melibatkan radikal. Senyawa ini mencapai inisiasi melalui dekomposisi, mengeliminasi sebuah molekul gas nitrogen untuk membentuk dua radikal 2-sianoprop-2-il. Sebagai contoh, campuran stirena dan maleat anhidrida dalam toluena akan bereaksi jika dipanaskan, membentuk kopolimer pada penambahan AIBN. Dengan kenaikan suhu atau iradiasi, ikatan nitrogen dan karbon akan pecah secara simultan melepaskan gas nitrogen dan radikal. Dengan demikian, beberapa senyawa azo alifatik digunakan sebagai inisiator radikal. Senyawa dialkil diazo yang paling sederhana adalah dietildiazena, Karena ketidakstabilannya, jika digunakan senyawa azo alifatik berisiko menghasilkan ledakan.
Berdasarkan jurnal yang saya dapatkan
BalasHapushttps://ejournal.unesa.ac.id/index.php/unesa-journal-of-chemistry/article/view/12352
Pada umumnya penelitian-penelitan yang telah lalu tidak mengoptimasi proses reduksi
yang terjadi. Hanya mengidentifikasi suatu senyawa serta mereduksi dengan senyawa lain dan metode
spektrofotometri UV-Vis. Padahal optimasi
proses reduksi tersebut berperan penting dalam
pembentukan senyawa azo yang berwarna. Mengapa banyak penelitian tidak mengoptimasi proses reduksi
yang terjadi? Apakah tidak papa penelitian tidak mengoptimasi proses reduksi?
Hal ini terjadi karena zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif, dan hanya dilakukan pengembangan metode analisis kloramfenikol secara spektrofotometri UV-Vis dengan prinsip reaksi diazotasi, dimana gugus nitro pada kloramfenikol akan direduksi menggunakan Zn dan asam menjadi gugus amina primer. Gugus amina primer inilah yang kemudian melewati reaksi diazotasi.
HapusPenyaji bilang kalo senyawa azo alifatik seperti dimetildiazin itu tidak stabil jadi hanya beberapa senyawa azo alifatik saja yg dapat dgunakan sebagai inisiator radikal.
BalasHapusPada sumber yang saya baca:
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/109741/mod_resource/content/1/Radikal%20bebas.pdf
Disebutkan kalo suatu senyawa inisiator radikal bebas adalah senyawa yang labil secara termal, sehingga dapat terurai menjadi radikal bebas melalui pemanasan sedang atau fotolisis.
Pertanyaannya, lalu bagaimana cara azo alifatik yg tidak stabil ini dapat digunakan sebagai inisiator radikal?
Senyawa azo alifatik (R dan/atau R′ = alifatik) kurang umum ditemui daripada senyawa aril azo. Senyawa alkil azo yang sangat penting secara komersial adalah azobisisobutironitril (AIBN), yang digunakan secara luas sebagai inisiator polimerisasi radikal bebas dan berbagai reaksi yang melibatkan radikal. Senyawa ini mencapai inisiasi melalui dekomposisi, mengeliminasi sebuah molekul gas nitrogen untuk membentuk dua radikal 2-sianoprop-2-il. Sebagai contoh, campuran stirena dan maleat anhidrida dalam toluena akan bereaksi jika dipanaskan, membentuk kopolimer pada penambahan AIBN.
HapusDengan kenaikan suhu atau iradiasi, ikatan nitrogen dan karbon akan pecah secara simultan melepaskan gas nitrogen dan radikal. Dengan demikian, beberapa senyawa azo alifatik digunakan sebagai inisiator radikal.
Senyawa dialkil diazo yang paling sederhana adalah dietildiazena, Karena ketidakstabilannya, jika digunakan senyawa azo alifatik berisiko menghasilkan ledakan.